ANALISIS ARTIKEL ASESMEN CREATIVITY

 


PERMASALAHAN DAN SOLUSI YANG DITAWARKAN
    Dalam beberapa dekade, terjadi penurunan kreativitas pada hasil laporan penelitian sebelumnya yang pertama kali di Amerika Serikat. Kreativitas menurun hampir pada semua kelompok umur, ditandai dengan munculnya perilaku siswa yang kurang imajinatif, ekspresi verbal yang minim, kurang antusias dan minim dalam mensintesis berbagai informasi, kurang termotivasi untuk mendeskripsikan ide secara detail, terbatas dalam menangkap esensi masalah intelektual, serta kurang terbuka terhadap pengalaman baru (Prentice, 2000). Tantangan terbesar yang dihadapi siswa dalam mengembangkan kreativitas adalah kurang percaya diri dan malu dibandingkan teman-temannya yang memiliki kemampuan lebih baik.
    Dalam sebuah penelitian di Malaysia, ditemukan bahwa PBL memiliki dampak signifikan pada sifat kreatif seperti kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas, dan elaborasi yang meningkatkan pengetahuan ilmiah (Ulger & Imer, 2013). Keterbatasan informasi yang mengungkap penggunaan PBL dalam praktik Creative Thinking Skill (CTS) siswa SMA dalam pembelajaran fisika mendorong dilakukannya penelitian ini. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pengaruh model pembelajaran PBL terhadap CTS siswa SMA pada pembelajaran fisika khususnya elastisitas.

METODE DAN ANALISIS
Penelitian ini menggunakan embedded experimental design yang diadaptasi dari Cresswell & Clark (2007).


Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI program IPA. Sampel terdiri dari 58 siswa yang dipilih secara acak. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas kelompok eksperimen (n = 29) dan kelas kelompok kontrol (n = 29).
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes CTS berbentuk uraian sebanyak 15 butir soal. Instrumen dikembangkan dengan mengacu pada empat indikator CTS, yaitu indikator kelancaran, keluwesan, orisinalitas, dan elaborasi (Hart, 1994). Instrumen CTS telah diuji secara empiris, sehingga informasi tentang validitas dan reliabilitas masingmasing adalah 0,72 dan 0,944. Penilaian CTS mengacu pada skala 0-4 (Hake, 1999), berdasarkan rubrik CTS yang dikembangkan. 
Data kualitatif dianalisis secara deskriptif, sedangkan data kuantitatif dianalisis dengan uji independent t sample untuk mengetahui perbedaan CTS siswa kelompok kontrol dan eksperimen. 
 
HASIL
Analisis hasil posttest terhadap prestasi belajar CTS siswa pada setiap topik yang dipelajari menunjukkan bahwa pencapaian CTS tertinggi pada PBL pada susunan pegas. Terdapat siswa yang dapat menjawab hingga tingkat sangat kreatif, bahkan beberapa siswa masih berada pada tingkat kurang kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa manusia atau individu memiliki kemampuan atau kreativitas yang berbeda-beda.



 














Comments

Popular posts from this blog

ANALISIS ARTIKEL ASESMEN PENGUASAAN KONSEP